Kamis, 16 Februari 2012

Kegiatan

Struktur Organisasi Pemerintahan



STRUKTUR ORGANISASI
DESA SENDANGSARI KECAMATAN GARUNG
KABUPATEN WONOSOBO



Kepala Desa
TUBIYONO

Sekretaris Desa
Bihun, S.Pd

Petugas Teknis Lapangan
Slamet Nursalim

Kaur
Ekobang
Suponco

Kaur
Kesejahteraan
Nasichin

Kaur
Keuangan
Bambang A.N

Kaur
Umum
Suyatno

Kaur
Pemerintahan
Anwarudin



Kadus
Gondang
Supangat

Kadus
Kalikuning
Sururin

Kadus
Penampelan
Teguh Mualifin

Kadus
Sendangsari
Sunyoto


Peta

Profil Desa Sendangsari

PROFIL DESA


1.      Legenda Desa Sendangsari
Desa Sendangsari salah satu dari lima belas desa yang ada di Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo yang letaknya berdekatan dengan ibu kota kecamatan, koordinat Kantor Desa 109o 55’ 20” BT; 7o 18’ 05” LS. Pusat Pemerintahan Desa hanya berjarak + 1 Km dengan Kantor Kecamatan Garung, dikenal sebagai calon Desa Wisata karena banyak tumbuh dan berkembangnya kesenian tradisional. Nama Sendangsari dijadikan nama desa karena di pinggiran desa sebelah utara yang berbatasan dengan Kelurahan Garung terdapat sendang yang airnya bersih dan mengalir sepanjang musim.

2.      Kondisi Umum Desa Sendangsari
  1. Keadaan Fisik/Geografis Desa.
1.      Batas Wilayah
-          Sebelah Utara              : Kelurahan Garung
-          Sebelah Selatan           : Desa Gemblengan dan Kecamatan Mojotengah
-          Sebelah Barat              : Desa Sitiharjo
-          Sebelah Timur             : Desa Kayugiyang

2.      Luas Wilayah                    : 287.67 Ha
-          Tanah Sawah               :   74.25 Ha
-          Tanah Tegalan             : 187.53 Ha
-          Tanah Pekarangan       :   25.89 Ha

3.      Keadaan Topografis Desa
Wilayah sebelah barat yang berbatasan dengan Desa Sitiharjo karena mudah mendapatkan air, sepanjang musim lahannya untuk persawahan, sementara yang bersebelahan dengan desa Kayugiyang di wilayah timur tanahnya berbukit dan hanya untuk lahan perladangan.

  1. Iklim
Sesuai iklim yang ada di Kabupaten Wonosobo maupun daerah tropis lainnya pada umumnya, mempunyai iklim kemarau dan penghujan, tetapi saat kemarau masih ada hujan turun sehingga tidak sampai kekurangan air. Suhu udara di siang hari antara 20o s/d 25 o C dan malam hari antara 16o s/d 18o C

  1. Wilayah Administrasi Desa
Dusun
RW
RT
4
8
29

3.      Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk
  1. Jumlah Penduduk 994 Rumah Tangga dengan jumlah jiwa:
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
2.040
2.024
4.064

  1. Tingkat Kesejahteraan Masyarakat:
Kaya
Sedang
Miskin
Sangat Miskin
54 KK
545 KK
338 KK
57 KK

  1. Tingkat Pendidikan
Tdk Tamat SD
SD
SMP
SLTA
Sarjana
57
1752
533
145
45

  1. Mata Pencaharian/Pekerjaan
PNS/ABRI
Pensiunan
Petani
Buruh Tani
Industri
25
15
820
1.658
17

Penggali Batu/Pasir
Buruh Bangunan
Pedagang
Pengangkutan
Lainnya
56
92
84
46
115

  1. Kepemilikan Ternak
Sapi
Kambing
Ayam kampung
Lainnya
58
330
3.700
1.620


4.      Sarana dan Prasarana Desa
Kantor Desa
Balai Desa
SD
TK
Masjid
Mushola
1
1
2
1
4
11






Pondok
Jalan Kab.
Jalan Kec.
Jalan Desa
Lap. Bola
Irigasi
2
2.000 m
2.000 m
5.000 m
1
2.000 m

5.      Kelembagaan Desa
Desa Sendangsari menganut Sistem Kelembagaan Pemerintahan Desa dengan Pola Maksimal.

Rabu, 15 Februari 2012

Sejarah Desa Sendangsari

Desa Sendangsari terletak di Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo, Propinsi Jawa Tengah. Terdiri dari empat dusun, yaitu Dusun Sendangsari, Dusun Kali Kuning, Dusun Gondang, dan Dusun Penampelan, Desa Sendangsari mempunyai sejarah desa yang tidak dapat dilepaskan dari suatu kebersamaan dari sebuah kelompok masyarakat. Dahulu kala tersebutlah sebuah “Manunggalaning Warga” yang berarti para pemersatu warga di Sendangsari. Kemudian merekalah yang dipercaya sebagai cikal bakal masyarakat Desa Sendangsari sekarang. Para pendiri yang lebih dikenal dengan sebutan Eyang tersebut, antara lain sebagai berikut :
1. Eyang Waridin
2. Eyang Gathul, Eyang Sayid Imam, Kyai Nursidin –ketiganya kemudian disebut dengan “Tri Saka”. Menurut kepercyaan masyarakat setempat ketiganya dimakamkan di Makam Gondang-
3. Eyang Syekh Rahmad Maulana
4. Eyang Tadirja beserta istri
5. Eyang Kyai-Nyai Tepo
6. Eyang Kyai-Nyai Dhug
7. Embah Sawijaya
Pada awalnya Desa Sendangsari lebih dikenal dengan sebutan Wiladabanyu. Nama tersebut berasal dari nama pendiri desa yaitu Eyang Waridin. Tersebutlah pada waktu itu Eyang Waridin menemukan mata air atau “tuk” di bagian selatan desa. Di sekitar mata air tersebut terdapat tanaman “Wilada” yang berwujud seperti tanaman awar-awar –sejenis pohon beringin- yang pohonnya berwarna sedikit kemerah-merahan. Wiladabanyu juga dapat diartikan sebagai sebuah tempat yang kaya akan air.
Desa sendangsari merupakan sebuah desa yang mempunyai sisi historis yang sangat kental. Mulai dari sejarah berdirinya Desa Sendangsari maupun mitos-mitos yang menyelimutinya yang masuh hidup hingga kini di dalam alam pikir masyarakat Sendangsari. Apabila merunut masalah pemukiman, pada awalnya pemukiman terletak di daerah Gomblangan. Namun setelah dianggap tidak cocok lagi dijadikan kawasan hunian, pemukiman pun dialihkan ke sisi barat, yaitu ke daerah yang saat ini dikenal sebagai daerah Tempelsari, Desa Sendangsari. Kemudian sejarah tersebut juga dipertegas kagi dengan temuan artefaktual berupa kelompok makam yang terdapat di Dusun Gondang. Dipercaya makam tersebut merupakan makam dari cikal bakal Desa Sendangsari.
Kaitan antara masyarakat dengan sumber mata air terbesar di Sendangsari yaitu Kali Gondang pun sangat erat. Ritual penting seperti ritual cukur gembel pun masih dipusatkan di Kali Gondang. Bahkan Kali Gondang pun mempunyai hubungan emosional yang sangat kuat dengan masyarakat di luar Desa Sendangsari. Tempat yang masih dianggap sakral itu tidak pernah sepi dari kunjungan orang-orang yang ingin mencari kesucian ataupun ilmu yang lebih tinggi lagi.
Sebuah desa tidak pernah dapat dipisahkan dari tradisi-tradisi yang masih dijaga oleh masyarakat pendukungnya hingga saat ini. Begitu juga dengan Sendangsari. Saat ini masih dapat dijumpai ritual seperti cukur gembel, undhuh-undhuhan –pawai obor mengelilingi kampung dengan menampilkan berbagai atraksi kesenian pada akhir perjalanan-, merdi desa, serta upacara-upacara kematian.
Kekayaan budaya tersebut kemudian diimbangi dengan suburnya bumi Sendangsari. Sawah-sawah terasering sudah dapat disaksikan begitu memasuki gerbang Desa Sendangsari. Selain tanamam pokok berupa padi, Desa Sendangsari juga merupakan salah satu produsen kenci –selada air- yang cukup diperhitungkan di Wonosobo. Selain itu akan banyak sekali dijumpai tanaman jagung dan ketela.
Keadaan budaya dan alam Desa Sendangsari yang didukung oleh kehomogenitas masyarakatnya memberikan citra desa kepada siapa pun yang datang berkunjung ke sini. Walaupun terlihat berbeda dengan desa-desa di dataran rendah pada umumnya, baik dari segi pemukiman maupun aksesibilitas jalan, namun Sendangsari tetaplah sebuah desa dengan seluruh kehangatan elemen-elemen pendukung di dalamnya.

Potensi Desa Sendangsari

Desa Sendangsari memiliki potensi yang sangat kaya. Potensi tersebut terdiri dari potensi budaya, potensi alam, dan sumberdaya manusia. Terdapat kurang lebih 19 kelompok kesenian di Desa Sendangsari. Mulai dari yang sangat tradisional hingga yang paling modern. Kesenian-kesenian tersebut antara lain, kesenian Lengger atau Tari Topeng, Kuda Kepang, rodat, kesenian rebana, kesenian Liong, karawitan, pop dangdut, dan masih banyak lagi. Kesenian-kesenian tersebut masih melekat dalam kehidupan masyarakat Sendangsari. Di sore-sore tertentu kita masih dapat menjumpai sesi latihan dari tiap kelompok kesenian yang ada. Dalam bidang pertanian juga tak kalah kayanya. Tanaman kenci –selada air- meawarnai hampir di setiap sudut persawahan di Sendangsari terutama di bagian barat. Kemudian dilengkapi dengan padi, jagung, ketela, cabai, sawi, dan tembakau. Tanaman hasil bumi tersebut pun dapat kita nikmati hasil olahannya. Sendangsari terkenal dengan kuliner tradisional berupa geblek, combro, canthir, jagung brondong, dan opak. Makanan-makanan tersebut dapat dengan mudah dijumpai di Sendangsari. Sebagai sebuah desa yang terletak di dataran tinggi, Sendangsari juga mengajak semua pengunjung yang mampir ke titik-titik dimana pengunjung dapat menikmati keindahan alam yang sangat eksotik. Bukit Katimuruh menjadi salah satu tempat untuk dapat menikmati Kota Wonosobo dari atas. Selain itu kita dapat mengunjungi tanah bengkok Sekitri. Di sini kita dapat memetik cabai sambil berinteraksi dengan petani setempat. Ingin mengunjungi tempat yang disakralkan lainnya selain Kali Gondang, makam kuna Gondang dapat dijadikan sebuah pilihan yang tepat. Makam kuna ini dipercaya sebagai makam dari cikal bakal masyarakat Desa Sendangsari. Semua potensi budaya dan alam tersebut selalu dibalut dengan kehangatan masyarakat Desa Sendangsari.